Ayoo Berpartisipasi

berpartisipasi menyampaikan artikel / tulisan atau menjadi kontributor Konten di blog ini?
Kirimkan artikel/konten/tulisan anda ke bphgkebuntok@yahoo.co.id
lewat yahoo atau Gmail

Baca : Cara Kirim Artikel
Privasi email yang anda kirimkan 100% dilindungi oleh BPH MJGKE Buntok

Pribadi dalam Tri Tunggal

MJGKE BUNTOK
Sifat Allah yang Maha Besar dan Keagungan Allah membuat manusia tidak dapat memahami Dia secara penuh. Demikian juga halnya dengan Ke-Esa-an Allah dalam Tri-Tunggal yang Kudus. Manusia yang serba terbatas tidak akan mampu memahami tentang keberadaan Allah yang Maha Besar dan tidak terselami keberadaanNya, pengetahuan yang terbatas dari manusia tidak akan mampu menjangkau Sang Pencipta.

Allah Tiga Pribadi Yang Esa
Alkitab mengajarkan bahwa Allah adalah Esa. Tetapi Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah terdiri dari tiga pribadi, yaitu Allah Bapa, Kalimat Allah dan Allah Roh. Namun ini bukan berarti bahwa Allah ada tiga. (Sebagai contoh, manusia terdiri dari tiga bagian yaitu tubuh, jiwa, dan roh. Tetapi tidak disebut tiga orang, melainkan hanya satu saja). Demikian juga halnya dengan Allah, bukan berarti ada tiga Allah melainkan “Allah yang Esa yang terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama dalam kekekalan”. Atau dengan kata lain “Allah yang Mahaesa yang beroknum tiga”.


Fakta bahwa Allah adalah Tri-Tunggal yang Esa Dalam Kitab Taurat, Kejadian 1:26, 3:22, kata “KAMI” yang Allah gunakan menunjuk pada PribadiNya yang “jamak” (lebih dari satu) atau dalam bahasa aslinya disebut ELOHIM. Kitab Nabi Yesaya 48:16, juga menjelaskan adanya tiga Pribadi yang berbeda. Tetapi dalam Kitab Taurat, Ulangan 6:4;  Injil, Surat 1 Korintus 8:4;  Injil, Surat Galatia 3:20; dan Injil, Surat 1 Timotius 2:5, kita dapat membaca bahwa Allah itu adalah Esa. Dalam Injil juga ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang Ketritunggalan yang kudus, diantaranya dalam Injil Rasul Matius 3:16-17, Injil Rasul Matius 28:19, Injil, Surat 2 Korintus 13:14.

Pengertian Pribadi dalam Tri-Tunggal
Arti dari Ketritunggalan yang kudus adalah Allah yang Esa adanya, tetapi dapat kita bedakan dengan: 
Allah sebagai Bapa yang memelihara, memberi kasih seorang Bapa Sejati. Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi.
Kalimat Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia Isa Al-Masih, taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan sehingga mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga
Allah Roh Kudus, sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong dan Penghibur yang berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan dan hidup didalam-Nya.
Walaupun ketiga Pribadi tersebut mempunyai peranan yang berbeda, tetapi Kepribadian Allah Bapa tidaklah lebih tinggi daripada Kalimat Allah dan Roh Kudus.

Keselamatan dalam Tri-Tunggal
Bagaimana dengan keselamatan, apakah ketiga oknum tersebut berperan dalam keselamatan?. Injil, Rasul Yohanes 3:16 mengatakan Allah adalah yang merencanakan keselamatan manusia. Injil, Surat 2 Korintus 5:19 membuktikan bahwa Kalimat Allah adalah yang melaksanakan penyelamatan tersebut dan Allah Roh sebagai penyempurna keselamatan tertulis dalam Injil, Rasul Yohanes 3:6. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Allah sebagai Perencana Keselamatan, Kalimat Allah sebagai PELAKSANA KESELAMATAN dan Allah Roh sebagai PENYEMPURNA KESELAMATAN kita.
Hal inilah yang menjadi dasar bagi orang Kristen yang selalu menutup kebaktian mereka dengan kata-kata: “Dan kiranya berkat anugerah dari Allah Bapa, persekutuan Roh Kudus, dan kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kamu sekalian.”


Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK

TUGAS WARGA KERAJAAN ALLAH DIDALAM NEGARA (Mat. 22:15-22)

Oleh : Pdt. LARATRIANTI

Bayarlah pajakmu, itulah persembahanmu.   Benar, kita memiliki dua kewarganegaraan. Pertama warga kerajaan Allah dan kedua warga Indonesia beragama Kristen.  Sebagai orang yang memiliki dwi kewarganegaraan, orang Kristen memiliki hak dan kewajiban : memberikan sumbangan partisipasi kedalam pembangunan manusia ( baik melalui gereja maupun melalui Negara ).   Gereja dan Negara itu alat yang dipakai menjamin pemberian keselamatan oleh Allah.


Pajak kepada Negara tidak boleh dilihat sebagai keharusan yang memaksakan, tetapi pemberian kasih yang bertujuan membangun kesejahteraan bersama.   Sama seperti kita katakana : Jemaat tidak perlu mengurusi bagaimana Majelis menggunakan persembahan di gereja, demikian hal yang sama kita berlakukan terhadap pegawai pajak.  Yang terpenting adalah bayarlah pajakmu, jika pegawai pajak menyelewengkan pemberianmu, ia akan berurusan dengan pemerintah dan berhadapan dengan Allah.   Dalam hal ini Tuhan tidak membiarkan Korupsi dilakukan Majelis dalam gereja sekaligus pegawai pajak di kantor pajak Negara.   Sebab yang Tuhan inginkan ialah gunakanlah Berkat Allah dalam membangun keselamatan yakni kesejahteraan manusia didalam gereja dan masyarakat.   Orang Kristen harus membayar pajak bumi dan bangunan tetapi terhadap pengelola pajak negarapun diperingatkan jangan mencuri.   Gunakanlah berkat Allah yang diberikan kepada pemerintah melalui persembahan syukur warga Negara secara baik ( jujur dan terbuka ) dan benar ( prosedur hukum ), agar tujuan membangun kemakmuran tercapai.

Ingatlah : pajak adalah persembahan syukurmu pada Allah didalam Negara Indonesia.   Itupun kehendak Yesus, Ia berkata : Berikanlah kepada Negara apa yang Negara punya, Amin.    


Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK

IMAN atau AMAN (Ibrani 11 : 17 - 23)

 Oleh : Pdt. AHINI DEWI

Tuan Blondin seorang akrobatik mengadakan pertunjukan, ia membentangkan sutas tali menyeberangi air terjun Niagara dan berjalan diatasnya menyeberang dengan selamat, ribuan penonton bersorak dengan kagum.   Kemudian Tuan Blondin berjalan di tali itu membawa kereta dorong berisi pasir sekitar 50 kilogram dan berhasil, kembali tepukan dan decak kagum penonton membahana.


Tuan Blondin bertanya kepada penonton, percayakah kalian kalau saya dapat menyeberang di seutas tali ini dan selamat…?  Penonton menjawab “ Percaya “, lalu Tuan Blondin menawarkan kepada penonton… siapa di antaramu yang berani iktu di kereta menyeberang bersamaku…? Tidak ada seorangpun penonton yang berani menjawab, akan tetapi tiba – tiba seorang anak kecil maju dan berkata  “  saya  berani dan maju “, lalu anak itu naik dan menyeberang dengan Tuan Blondin dan selamat, semua penonton heran dan kagum akan keberanian anak itu.  Seorang wartawan bertanya kepada anak pemberani itu “ siapa namamu dan siapa nama ayahmu “, lalu anak itu menjawab “ ayahku adalah Tuan Blondin “.


Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK

Kita adalah Surat Terbuka yaitu Surat Kristus (2 Kor. 3 : 1 - 18)


Perilaku masyarakat di negeri Matahari Terbit, Jepang ketika menghadapi bencana yang menelan banyak korban (meninggal dan hilang) ditulis oleh berbagai media sebagai "Memukau Dunia". Dunia menilai bangsa Jepang sebagai bangsa yang beradap. Sekalipun mereka sedang dilanda kesulitan bahan makanan, tidak ada peristiawa yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa karena terinjak-injak ketika berebut makanan. Dengan tertib mereka mengantri untuk membeli bahan makanan. Tidak ada penjarahan seperti yang terjadi hampir di semua negara yang menghadapi bencana. Pihak pedagang tidak menaikkan harga bahan makanan, bahkan harga di supermarket diturunkan demi menolong korban bencana. Mereka tolong-menolong dalam kebersamaan. Hal itulah yang membuat mereka sanggup melewati keadaan yang sangat sulit dan berat.



Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK

Pengharapan, Iman dan Kasih (I Petrus 1 : 1 - 12)

 Oleh : Pdt. OBERLIN BOEKIT, SmTh

Penderitaan kehidupan yang paling berat yang dialami dan dirasakan manusia adalah ketiadaan pengharapan. Tetapi bilamana manusia mempunyai pengharapan, betapapun beratnya penderitaan (tantangan, badai kehidupan) ia masih mampu menghadapinya, memikulnya, mendapati jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya.


Pengharapan bukan diciptakan sendiri atau dibuat-buat oleh manusia dengan kemampuannya sendiri dengan berimajinasi, bila demikian, itu sia-sia, pengharapan yang hampa.


Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK

Lima Roti dan Dua Ikan

Setiap orang Kristen pasti pernah mendengar Nats Alkitab yang menceritakan tentang Yesus memberi makan Lima Ribu Orang. Nats Alkitab yang menceritakan hal ini terdapat dalam Matius 14, Markus 6, Lukas 9, dan Yohanes 6. 

bagian dari Nats tersebut, saya ambil dari Injil Matius yang berbunyi demikian : "(17) Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." (18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." (19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. (20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.(21) Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

Dari kutipan Nats diatas,yang ingin disampaikan kepada kita sekalian adalah ketika saudara mengalami berbagai macam kesulitan, kesukaran, kesesakan, penderitaan, dukacita, datanglah kepada Yesus, seperti Nats Matius 14 : 18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
Melalui do'a bawalah semua kesesakan itu hanya kedalam tangan Tuhan serta "yakin dan percayalah" ketika anda menyerahkan semuanya kedalam tangan-Nya didalam Kristus, maka saat itu Allah bekerja untuk saudara. Demikian pula halnya ketika saudara merasakan sukacita, jangan pernah menganggap bahwa sukacita yang diperoleh berasal dari kekuatan sendiri, karena apapun yang kita terima ketika nafas hidup di dunia masih menaungi kita, maka itu semua adalah Berkat dari Allah.
Seperti Nats dalam Injil Matius diatas, " ketika lima roti dan dua ikan itu diserahkan murid-murid Yesus kedalam tangan-Nya, pada saat itu juga lima ribu orang  menerima berkat dari Allah. Amin!


Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK