Oleh : Pdt. RAAI KAAYAT KARANI
Ada tradisi unik dan menarik menurut suku Karo, dimana para tante dari pihak pengantin wanita diberi uang sebesar Rp. 500,- yang dimaksudkan untuk "membeli" anaknya.
Uang yang diberikan hanya sedikit, bukan karena pengantin perempuan itu dijual dengan harga murah, melainkan karena itu hanya merupakan lambang. Uang tersebut merupakan lambang bahwa pengantin wanita menjadi milik keluarga yang diserahkan yaitu kepada keluarga pengantin pria.
Begitu juga waktu dijalankan sensus, setiap orang Israel yang terdaftar di minta untuk mempersembahkan "uang pendamaian karena nyawanya". Setiap orang, baik kaya ataupun miskin mempersembahkan mata uang yang sama yakni mata uang kecil. Uang itu lambang bahwa mereka adalah milik Allah, bukan milik Musa dan bukan juga milik pemerintah.
Biaya sensus dikenakan sama rata dan sangat adil terhadap setiap orang, sebab yang kaya maupun yang miskin sama penting dan berharga dimata Tuhan.
Persembahan dalam kebaktian sebagai bukti ucapan syukur dan terimakasih atas pemeliharan Tuhan dalam kehidupan sekaligus menandakan bahwa kita milik Allah. Apa yang ada dalam hidup kita berasal dari tangan Tuhan sendiri. (1 Taw. 29 : 14).
Lambang dalam bentuk Kolekte ini akan bermakna apabila disertai dengan penyerahan hidup kita seluruhnya kepada Tuhan.
0 Response to "Nyawa Berharga di Mata Tuhan (Kel. 30 : 11 - 16)"
Post a Comment