Pdt. Dermawisata J.Baen, M.Th |
Perumpamaan lalang di antara gandum merupakan
salah satu dari beberapa perumpamaan Yesus tentang hal Kerajaan Sorga. Pasal
13:24-30 menggambarkan tentang hal kerajaan sorga seumpama seorang menabur
benih yang baik diladangnya. Tetapi ternyata yang tumbuh bukan hanya gandum
tetapi juga ada lalang (gulma). Si hamba kemudian bermaksud untuk mencabut lalang dari antara gandum itu,
tetapi si empunya ladang tidak mengizinkannya. Mencabut lalang di antara gandum
dapat mengakibatkan gandum ikut tercabut, karena rupa lalang dengan gandum di
wilayah Palestina sangat mirip dan sulit untuk dibedakan. Karena itu, satu-satunya cara untuk
mebedakannya hanyalah dengan melihat dari buahnya. Perumpamaan ini
memperlihatkan bahwa :
1. Kerajaan Allah sesungguhnya telah dimulai sejak
di dalam dunia ini. Kerajaan Allah berada dalam diri setiap orang percaya dan
bertumbuh di dalam setiap hati dan pemikiran kita oleh firman-Nya. Namun
didalam pertumbuhan itu, maka suatu kenyataan bahwa kita pun harus dapat bertumbuh
bersama-sama dengan anak-anak kegelapan. Kita tidak bisa
membersihkan dunia ini sepenuhnya dari kejahatan. Dan kita juga tidak bisa
melarang setiap orang untuk tidak
berbuat kejahatan. Tetapi di dalamnya kita pun sebagai gandum-gandum Allah,
juga harus dapat bertumbuh. Itu sebabnya
yang menjadi penekan di sini bukan pada bagaimana mencabut lalang, tetapi
bagaimana supaya setiap gandum itu tetap berbuah. Biarkanlah anak-anak kegelapan
itu berada di sekitar kita, tetapi anak-anak terang harus tetap selalu berbuah.
Dengan berbuah maka gandum itu pasti akan dapat dibedakan dari lalang. Tuhan
Yesus juga mengajarkan perumpamaan lain dalam (Mat.12:33) bahwa ,”Pohon dikenal
dari buahnya. Karena itu orang percaya harus berbuah untuk menunjukkan bahwa ia
bukan anak kegelapan tetapi ia adalah anak terang.
2. Perumpamaan ini juga memperlihatkan kepada kita bahwa
pemisahan antara yang jahat dan yang baik hendaknya tidak dilakaukan oleh
sesama manusia, karena penghakiman hanya berhak dilakukan oleh Allah sendiri
pada masa akhir zaman (Mzm.50:6). Itu
sebabnya, pekerja di ladang tidak diperkenankan
untuk memisahkan lalang dari
antara gandum, agar gandum tidak turut tercabut. Artinya penghakiman yang dibuat manusia
sendiri tidak objektif karena dipengaruhi oleh berbagai kepentingan tertentu di
dalamnya, sehingga akibatnya banyak merugikan orang-orang yang berusaha hidup
benar. Larangan si empunya ladang untuk
mencabut lalang diantara gandum, juga menunjukkan bahwa sebagai sesama hamba,
agar tidak saling menghakimi. Tetapi kalau pun harus menghakimi karena tugas
dan jabatan yang dipercayakan untuk itu,
maka penghakiman hendaknya mengacu kepada kejujuran, keadilan dan takut akan
Tuhan.
0 Response to "ANAK TERANG DAN ANAK KEGELAPAN (Matius 13:24-30)"
Post a Comment