Oleh : Dermawisata J. Baen
Perikop
ini mengisahkan tentang pekabaran Injil dan tantangannya pada zaman para Rasul.
Atas petunjuk Roh Kudus, dipilihlah Barnabas dan Saulus melaksanakan pekabaran
Injil hingga wilayah pulau Siprus. Pengutusan Barnabas dan Saulus merupakan
awal gerakan pekabaran Injil yang menjangkau wilayah yang cukup jauh di waktu
itu. Menjadi utusan pemberitaan Injil berarti menyampaikan Kabar Baik sesuai
dengan visi dan misi si pengutus yakni Yesus Kristus. Tetapi meskipun Injil
Kabar Baik disampaikan tanpa paksaan, namun dalam perjalanannya selalu ada
pihak-pihak tertentu yang berusaha menghambat pekerjaan itu seperti yang
dilakukan Baryesus si tukang sihir. Dia berupaya untuk menghalang-halangi
Gubernur Siprus dan orang lain yang ingin mendengarkan berita Injil Yesus
Kristus yang dibawa oleh Saulus dan Barnabas (8). Tetapi Saulus yang penuh Roh
Kudus mengutuk situkang sihir itu sehingga matanya menjadi buta oleh kuasa Tuhan.
Peristiwa ini semakin menyakinkan Sergius Paulus, Gubernur Siprus untuk percaya
kepada Yesus Kristus ( 11-12).
Belajar
dari pengalaman pemberitaan Injil dan tantangannya yang dialami Saulus dan
Barnabas di pulau Siprus, memperlihatkan
bahwa mujizat dan kuasa Tuhan akan menyertai setiap pekerjaan hamba-Nya,
asalkan kita berani, tegas dan konsisten dalam menentang ketidak-benaran,
menentang perbuatan dosa, dan ketidak-adilan.
Saulus dan Barnabas telah membuktikan kepada Gubernur Siprus, bahwa
Allah menyertai pekerjaan mereka yang benar. Sergius Paulus Gubernur
Siprus menjadi percaya, tetapi Baryesus
si tukang sihir menjadi buta karena ia menentang jalan Tuhan. Menghalng-halangi
berita Injil, sama saja dengan menghalang-halangi kekuatan Tuhan sendiri. Dalam
kehidupan kita sekarang ini, upaya “menghalang-halangi” Injil Tuhan seperti yang dibuat Baryesus mungkin saja di
sana sini masih terjadi. Namun yang perlu diwaspadai juga adalah tantangan yang
datang dari dalam anggota pengikut Kristus itu sendiri. Ketika seorang Kristen
tidak menunjukkan keselarasan antara iman dan perbuatannya, maka sikap hidup
semacam ini secara tidak langsung menjadi “penghalang” bagi orang lain untuk
semakin diteguhkan oleh Injil Yesus Kristus. Keberanian Saulus dan Barnabas
dalam memberitakan Injil, juga kiranya tetap menjadi penyemangat tugas
pemberitaan Injil kita di masa kini. Demikian juga konsistensi kita terhadap
keadilan, perlawanan terhadap dosa dan ketidak benaran akan turut membuktikan
kepada masyarakat di sekitar kita bahwa Injil Yesus Kristus yang kita percayai
itu adalah sungguh benar dan berkuasa.
0 Response to "Tantangan Pekabaran Injil (Kis. Rasul 12 : 24 - 13:3)"
Post a Comment