Ayoo Berpartisipasi

berpartisipasi menyampaikan artikel / tulisan atau menjadi kontributor Konten di blog ini?
Kirimkan artikel/konten/tulisan anda ke bphgkebuntok@yahoo.co.id
lewat yahoo atau Gmail

Baca : Cara Kirim Artikel
Privasi email yang anda kirimkan 100% dilindungi oleh BPH MJGKE Buntok

Pemberian yang Mengandung Pelayanan Kasih (2 Korintus 8 : 1-15)


DERMAWISATA J. BAEN
Semua orang bisa memberi, tetapi tidak semua pemberian mengandung kasih? Ada yang memberi karena mengharapkan diberi kembali. Ada yang memberi karena mengharapkan pujian. Ada pula yang memberi, karena terpaksa.  Dan ada pula yang memberi, karena telah merasa berkelebihan. Niat memberi dengan dimotivasi tujuan tertentu inilah yang dikoreksi Paulus. Jemaat Makedonia yang miskin, dan sedang mengalami cobaan yang berat, namun sukacita mereka meluap untuk memberi (ay.2). Kerelaan memberi yang luar biasa ini bukan dibuat-buat, tetapi lahir dari kesadaran iman bahwa mereka telah merasa menerima kasih karunia dari Allah. Orang yang telah merasa menerima, wajar kalau ia bersedia untuk memberi. Kasih Karunia adalah pemberian yang cuma-cuma dari Allah berupa pengampunan atas dosa sehingga kita terlepas dari ancaman penghukuman yang kekal, Anugerah seperti ini patut disyukuri dengan  membagikan kasih karunia itu kepada orang-orang yang memerlukan.  2 Kor 9:9  berkata: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."  Berdasar ayat ini, budaya membagi-bagikan sesuatu kepada orang lain, bukan kerugian, malah sebagai keuntungan, karena kebenaran itu terus semakin bertambah-tambah dalam diri kita, bilamana kita berani membagi-bagikannya kepada orang lain.
 

Proses kerja pertumbuhan kebenaran itu bagaikan rumpun bibit padi di tempat persemaian. Rumpun batang padi itu akan berkembang biak dan bertambah banyak bilamana kita rajin memisah-misahkannya pada tempat yang berbeda-beda, sehingga masing-masing bibit rumpun padi yang baru, kembali bertumbuh dan berkembang biak menjadi rumpun-rumpun padi yang baru lainnya. Demikian pula kalau kebenaran akan semakin besar kalau kita rajin membagi-bagikannya kepada orang lain. Yang kuat membantu yang lemah. Yang kaya memperhatikan yang miskin, sehingga kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan haknya semakin besar. Tetapi kalau kebenaran itu, semakin tidak terlihat, maka budaya tolong-menolong, dan bantu-membantu akan menjadi mati sehingga yang ada hanyalah kepentingan diri sendiri. Yang kaya, makin kaya; yang miskin makin miskin. Jadi kita meberi bukan berarti karena kita memiki banyak, tetapi kita memberi karena kita telah lebih dahulu menerima. Masalah memberi, sesungguhnya bukan masalah banyak atau tidak, tetapi masalah mau atau tidak (kerelaan). Memberi dengan kerelaan inilah yang dimaksudkan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.



Artikel Terkait:

DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR UNTUK SETIAP ARTIKEL YANG KAMI TAYANGKAN, BERARTI ANDA IKUT BERPARTISIPASI DALAM MEMBANGUN PELAYANAN BAGI JEMAAT, KHUSUSNYA DI JEMAAT GKE BUNTOK

0 Response to "Pemberian yang Mengandung Pelayanan Kasih (2 Korintus 8 : 1-15)"

Post a Comment